kali ini menceritakan kisah Sex dari seorang Dokter umum yang ditugaskan kesebuah Desa terpencil. Di desa itu mayoritas penduduknya tidak mengenal pendidikan. Pada suatu ketika Dokter Han menangani 2 Pasien yang kebetulan Ibu dan anak.

Karena mereka terbilang lumayan cantik dan bersih, maka Dokter Han-pun membodohi mereka dengan alasan ( harus di setubuhi agar bisa sembuh ). Singkat cerita mereka-pun menuruti perkataan Dokter Han itu dan terjadilah sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Ini adalah cerita sex yang terjadi di pada suatu Desa, Di kabupaten “ A ”, desa tersebut adalah sebuah desa kecil yang agak terpencil. Akses jalanannya tidak seperti di kota yang sudah ber-aspal semuanya, di sana masih tanah liat dan batu. Orang-orangnya sederhana dan lugu. Kalau pagi mereka selalu saling menyapa dan murah senyum. Rasa gotong royong pun masih kental disini.

Mereka bermatapencaharian sebagai petani. Disana ada sawahdan ladang. Kebun buah-buah-pun ada banyak disini. kalau mau makan tinggal petik. Disana tidak ada sekolah, orang tidak bisa mendapatkan pendiidikan. Jadi kalau ada orang pintar disini, mereka puja seperti dewa. Dokter Han adalah seorang dokter umum yang dikirim kesana untuk melayani masyarakat disana.

Apa yang dikatakan olehnya pasti didengarkan dan dituruti, misalnya saja seorang dokter. Jangan dokter, lulusan SD saja mereka posisikan di atas mereka. Suatu hari di ruang praktek Dokter Han yang sederhana ada seorang pasien separuh baya sedang berkonsultasi dengannya mengenai kondisi organ hatinya. Cahaya pagi yang Menembus jendela kayu menunjukkan kekhawatiran di raut wajahnya.

Wanita itu tak henti-hentinya mengerinyit setiap kali ia menceritakan keadaan anak perempuannya. Pundak anaknya dipegangi seperti seorang Emak yang takut anaknya akan lenyap kalau dilepas.

“ Dok, anak saya kayaknya kurang sehat beberapa hari ini. ”,

“ Ohhh... gimana kondisinya apakah batuk-batuk? ”,

“ Ya sedikit, nafsu makannya berkurang dok. ”,

Dokter Han mengangguk-angguk.

“ Nama kamu siapa, Dik? ”,

“ Lia, dok. ”,

“ Sudah berapa lamu kamu sakit? ”,

“ 3 hari dok… gak sembuh-sembuh… dah minum teh manis. ”,

“ Pusing-pusing gak? ”,

“ Gak, dok. ”,

“ Sebelumnya ada makan apa, gak? ”,

“ Makan biasa aja dok... ”,

“ Ada jajan? ”,

“ Paling gulali. ”,

“ Hmm… . ”,

Dokter Han tampak sedang berpkiri untuk menganalisa kondisi Lia.

“ Ya udah kamu naik ke ranjang periksa yah… dokter periksa ”,

“ Iya dok… ”,

Lia berjalan ke ranjang periksa yang tak jauh dari situ, ia menaiki tangga kecil hingga ia bisa sampai ke atas ranjang dan tiduran.

“ Di angkat ya bajunya, biar dokter bisa periksa pakai stetoskop. ”,

Lia mengangguk dan menarik ke atas bajunya sehingga buah dadanya yang masih mengkal kelihatan. Dokter Han mulai mengguNakan stetoskopnya dan mencoba mendegar detak jantungnya. Stetoskop itu di letakkan di dada dan dipindah-pindahkan di sekitar situ. Kadang ditaruh di atas putingnya Lia.

“ Dingin dok… , ”, komentar Lia.

“ Tahan dikit ya… ”,

Saat Dokter Han memindahkan stetoskopnya, saat diangkat kadang pinggirannya menyenggol ujung puting Lia. Entah sengaja atau tidak, jari kelingkingnya kadang juga menoel putingnya. Sang Emak tidak bisa melihat yang dilakukan Dokter Han sebab ia berada di belakangnya. Lia merasakan sesuatu yang aneh, dan pipinya berubah memerah.

Tanpa disadari puting coklatnya menjadi mengeras mencuat. Kalau tertoel lagi, kakinya langsung mengapit seperti menahan sesuatu di bagian bAuww... .ah situ.

“ Emmm… untuk pemeriksaan selanjutnya Emak tunggu di bangku yah, saya harus melakukan tes. ”,

“ Iya dok. ”,

Dokter Han menarik gorden yang mengelilingi ranjang periksa. Emak Lia tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam. 3 menit tidak ada apa-apa. Namun setelah agak lama sang Emak mulai mendengar suara-suara aneh dari dalam. Seperti anaknya sedang melenguh-lenguh…

“ Ah... Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh... ”,

Merasakan firasat Makruk ia bangkit menyibak gordennya. Betapa terkejutnya saat ia melihat CD putrinya sudah turun setengah paha dan tangan Dokter Han sudah berada di kemaluan putrinya. Saking kagetnya sang Emak sampai tidak bisa bicara apa-apa.

“ Aaa... aaa... aaa… ”,

“ Emak! apa yang sedang Emak lakukan, saya sedang di tengah pemeriksaan. ”,

Sang Emak tiba-tiba merasa bersalah, apakah benar ia sedang mengganggu jalannya pemeriksaan anaknya ? Pikiran akal sehatnya seperti sedang terpecah saking syoknya.

“ Tunggu disitu yah. ”,

Lalu si dokter menutup lagi gordennya. Tak lama suara lenguhan terdengar lagi,

“ Eummm... Sss... Ahhh.... ouhhh... ”,.

Sang Emak menjadi ragu-ragu apakah sebaiknya ia memBuka gorden itu atau dibiarkan saja. Tapi Lama-kelamaan Bukan cuma suara putrinya, kini ia mendengar suara si dokter,

“ Eummm...… shh… Sss... Ahhh...... yah... dihisap… biar lekas sembuh. ”,

Sang Emak semakin khawatir. Akhhh rinya dia sibak lagi gordennya.

Kali kagetnya menjadi-jadi, sebab Makrungnya si dokter sudah keluar dari celananya dan ada di dalam mulut anaknya.

“ Dokter! Dokter… lagi apa… ? ”, dengan nada agak histeris.
Sang Emak tidak mempercayai penglihatannya.

“ Aduh Emak ini lagi-lagi mengganggu, ”, Dokter Han kesal,

“ Saya sudah analisa, anak Emak terkena penyakit Vibilio Facumacis, obatnya adalah ia harus dibikin Klimaks dan menelan sperma. Kalau Emak ganggu terus, gak selesai lohhh ini. Saya gak tanggung kalau penyakitnya bertambah parah. ”,

“ Ii... iya... tapi dok… . ”,

“ Hhhhhh… , ”, Si dokter menghela nafas panjangsambil geleng-geleng.

“ Ya sudah Emak bantu deh, Emak colok-colok kemaluan anak Emak untuk membangun kekebalan tubuhnya. ”,

Sang Emak terdiam dan ragu-ragu.

“ Ayo sini… bantu saja… nggak apa-apa kok, daripada ganggu terus nggak selesai-selesai. ”,

“ Ii... iya… ”,

Sang Emak berjalan mendekati tempat tidur periksa. Dokter Han membelakangi sang Emak itu lalu ia meraih tangannya dan meletakkan di kemaluan putrinya.

“ Nah… sekarang keluar masukin jarinya di lubangya yah… ”,

“ Iii… iya dok… ”,

Sang Emak pun mulai memasturbasi anaknya. Lia langsung memejamkan mata dan melenguh-lenguh kecil,

“ Aah... ah… ah… ”,

Dokter Han tiba-tiba menarik ke atas gamis sang Emak. Tentu saja perbuatannya memMakat sang Emak kaget.

“ Dokter ngapain lagi?! ”,

“ Emak juga perlu dibangun kekebalannya, kalau gak penyakit ini akan menular. Jadi kemaluan Emak juga harus dimainin. ”,

“ Yang bener dok… ”,
“ Ya bener, siapa disini dokternya? ”,
Sang Emak kebingungan.
“ Ii... iya… ”,

“ Jangan khawatir saya tidak akan sentuh Emak, kalau itu yang Emak khawatirkan, Lia yang akan bantu prosesnya. ”,

“ Maksudnya… ? ”,

“ Lia yang akan gituin Emak... ngerti kan… ”,

“ Hah? ”,

“ Sudah Emak tenang aja, nurut aja kalau mau sembuh yah. ”,

Dokter Han lalu membungkukan dan memberikan penjelasan kepada Lia.

“ Lia supaya Emakmu gak ketularan kamu keluar masukin jari kamu di lubangnya Emak yah… kayak yang diakukan Emak ke kamu... ok ”,

“ Iya dok… ”,

“ Pinter, ”, ujar Dokter Han menepuk-nepuk kepala Lia.

Dokter Han bangkit lagi,

“ Nah Emak... siap ya… saya angkat gamisnya yah… biar Lia bisa masturbasiin Emak untuk cegah penyakit. ”,

“ Iya dok… ”,

Dokter Han pun mengankat gamis sang Emak hingga seperut dan menarik turun CD putihnya. Sang Emak membantu memegangi kain gamisnya agar jangan jatuh. Dokter Han sempat menelan ludah saat ia melihat paha sang Emak yang semok. Gak kurus, tapi berisi.

“ Nah Lia, sekarang tangannya yuk… ”,

Lia mengulurkan tangannya dan menjamah kemaluan Emaknya. Jari tengahnnya dimasukkan ke dalam lubang Emaknya perlahan, lalu ditarik lagi.

“ Ouhhh… Sss… Ahhh… ouhhh… ”,

Sang Emak langsung memejamkan matanya dan melenguh keenakan.

“ Mak maafin Lia ya, gara-gara Lia sakit, Emak bisa ketularan juga. ”,

Sang Emak Buru-burumembungkukan badannya dan mengelus kepala putrinya

“ Sudah kamu gak perlu pikiran itu, yang penting sekarang Lia keluar masukin jari lubang di lubang Emak, dan Emak colok-colok lubang Lia yah... biar kita sama-sama sehat, ”, ujar sang Emak menenangkan anaknya.

Lia-pun mengangguk tersenyum.

“ Nah sekarang Lia Buka mulutnya AAaaa, ”, perintah Dokter Han. Lia menurut.
Dokter Han kembali mengarahkan Kejantanannya ke mulut Lia dan memasukkannya ke dalam.

“ Nah, sekarang kulum batang kejantanan Dokter ya… obatnya ada di dalamnya mesti dikeluarin, Ok ”,

“ Eunggg... ”, Lia mengiyakan dengan mulut yang tersumpal batang kejantanan Dokter Han.

Dokter Han lalu memaju mundurkan pinggulnya, menikmati batang kejantanannya disepong Lia. Ia tarik lagi ke atas bajunya Lia, agar ia bisa melihat jelas kedua putingnya. Tngan kanannya bergerak, menjamah dan remas-remas lemMakt dada Lia. Sesekali ia pelintir-pelintir putingnya.

“ Engghhh… eughhh... ”, responnya.

Sementara itu tangan kirinya diguNakan untuk menahan kepala Lia yang berjilbab agar ia bisa bersenggama di mulutnya. Nafas sang Emak lama kelamaan berubah menjadi tak beraturan. Gerakan jarinya di lubang putrinya pun berubah menjadi semakin cepat.

“ Mmhmhh... nghhh... nghh… , ”, lenguh Lia

Jari Lia pun juga ikut-ikutan menusuk-nusuk Kewanitaan Emaknya dengan cepat. Jari mungi itu kelihatan sudah menjadi basah. Cairan bening ada yang mulai turun mengalir dari lubang Kewanitaan sang Emak ke pahanya.

“ Dokter … remas dada saya juga dok… plis… ”, pinta sang Emak

Dokter Han senang mendengar permintaan sang Emak.

“ Di Buka dong bajunya. ”,

Sang Emak menurut dan melepaskan bajunya dan dijatuhkan ke tanah. Kini ia bertelanjang dada dan hanya mengeNakan BRA saja. Dr Han berdecak kagum melihat buah dada sang Emak yang besar.

“ BRA-nya… di lepas juga… ., ”, pinta Dokter Han dengan suara bergetar.

Tanpa berpikir panjang sang Emak melepaskan pengait depan BRAnya dan meloloskannya talinya dari pundaknya. Lalu ia jatuhkan ke lantai. Dokter Han jadi bernafsu banget ngeliat buah dada sang Emak yang mantap. Ia pun menangkupnya dari belakang punggung, melewati bAuww... .ah tangannya, serta memainkan Makah dada yang kenyal itu.



Lia baru kali ini ngeliat Emaknya Buka-Bukaan seperti itu, dan baru pertama ngeliat seroang pria cemek-cemek dada Emaknya. Darahnya berdesir. Jantungnya berdegup keras. Semuanya serba baru baginya. Sang Emak pun mulai menggapai zakar Dokter Han dan mengelus-elusnya.

“ Sss... Ahhh...… ”, Dokter Han merasakan kehangatan di Kejantanannya...

“ Sss... Ahhh...… .gak kuat… .Sss... Ahhh...… keluar… keluar… ”,

Dokter Han memegang kepala Lia dengan kedua tangannya dan memaju mundurkan batang kejantanannya di mulut Lia. dengan cepat. Kumpulan sperma itu tak lama lagi akan meledak di rongga mulut gadis mungil ini.

“ Ke... luaaar… Sss... Ahhhhhhhhhh... ”,

“ Crottt… Crottt… Crottt… ”,

“ Sss... Ahhh... ”,

Dokter Han merasakan kelegaan luar biasa. Lalu ia mencabutnya dari mulut Lia.

“ Ditelan yah Lia… itu obatnya… ”,

Lia mengangguk. Ia teguk cairan Dokter Han. Otot lehernya tampak berkontraksi.

“ PInter… ”,

“ Dokter kasih sesuatu Makat kamu yah… ”,

“ Apa tuh? ”,

Dokter Han mendekatkan wajahnya ke wajah Lia. Keduanya saling memandang. Lalu dia mencium Lia dan menghisap-hisap bibir atas dan bawahnya. Sang Emak membelalak, melihat Dokter Han mencumbu putrinya dan Lia tampak menyukai setiap deitknya.

“ Dokter apakah itu juga termasuk pengobatannya? ”,

Dokter Han menegakkan tubuhnya.

“ Iyah… sudah pasti dan… sekarang Emak jilat Kewanitaannya Lia, ya ”,

“ Hlooo... kenapa? ”,
“ Iya… karena saliva Emak bisa menjadi bahan tambahan yang menguatkan kekebalan Lia, seperti vitamin. Jadi jangan lupa, nanti sambil dijilat, juga diludahin sedikit yah. ”,

“ Gitu ya dok... ? ”,

“ Iyah… ”,

Sang Emak memandang anaknya dengan penuh kasih sayang.

“ Emak jilat yah, Nak... ”,

Lia-pun mengangguk,

“ Iya, Mak terima kasih ya. ”,

Sang Emak tersenyum dan mengelus kepala anaknya. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke alat kelamin putrinya. Di Buka sedikit bibir Kewanitaannya, diludahi lalu ia mulai menjilat-jilat belahan Kewanitaannya.

“ Sss... Ahhh...… Sss... ouhh … enak Mak… ouhhh… ”,

Lia yang sedang keenakan sudah lupa untuk memasturbasang Emaknya. Dokter Han tidak ingin membiarkan lubang Kewanitaan sang Emak mubazir. Dokter Han pun menarik turun gamis roknya, dan ia bisa melihat gundukan yang terbelah dari arah belakang. Ia lalu mengarahkan batang kejantanannya ke lubang sang Emak. kebetulan posisinya sudah siap untuk di doggy style.

Tanpa meminta izin lagi, Ia langsung mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam lubang sang Emak yang sudah basah.

“ OOuhhhh… Dok… Sss.. Ahhh… ”,

Sebentar ia melihat ke belakang, kemudian ia mulai merasakan kenikmatan hujaman-hujaman tusukan batang kejantanan si dokter.

“ Astaga enaknya… . ”,

Lalu ia lanjut lagi mengoral anaknya di atas ranjang periksa. Lia yang baru kali ini mengalami rasanya di oral, tidak dapat membendung cairannya untuk keluar.

“ Mak… mau pipis… ”,

“ Pipis aja Lia biar kamu sehat… ”,

“ Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...… Emak… duh... gak tahan lagi… ”,

Lia menjerit histeris, saat ia mencapai Klimaks. Kakinya mendorng pantatnya sampai ke udara, dan Kewanitaannya menyemprotan cairan hingga keluar. Sang Emak Buru-buruberpindah untuk melihat wajah putrinya.

“ Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...... dah keluar Nak? ”,

Dia menanyakan keadaan Lia selagi sedang disodok sama Dokter Han dari belakang.

Lia bisa meihat dari dekat, wajah Emaknya yang sedang sangat keenakan. Tubuhnya bergerak-gerak maju mundur, demikian juga Makah dadanya.

“ Emak lagi diapain? lagi diobati juga yah? ”,

“ Eummm... Sss... Ahhh... Sss... Ahhh...... iya Nak... ”,

“ Lia juga mau… diobati yang seperti Emak… ”,

Sang Emak terkejut mendengar permintaan Lia,

“ Lia… .Lia masih kecil... Sss... Ahhh... Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh.... Belum boleh diobati seperti ini. ”,

Sementara itu dari belakang mempercepat memompa tuMakh sang Emak.
“ Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...h… ”,

Alis sang Emak mengernyit menahan kenikmatan yang semakin memuncak.

“ Tapi Lia mau… ., ”, ucapnya menelan ludah melihat Dokter Han menyetubuhi Emaknya. Walaupun ia belum tahu itu namanya.

Di dalam keadan birahi yang sangat, pikiran sang Emak tampaknya semakin tertutup. Bahkan ia mulai merasa birahi terhadap putirnya. Ia menggapai lagi kemaluan Lia. Ia colok-colok lagi dengan satu jari. Lia agak mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang Emaknya lakukan di kewanitaannya itu. Dia diam saja membiarkan perbuatan Emaknya. Sensai nikmat mulai menjalar dari alat kelaminnya.

Kemudian dari satu jari berubah menjadi dua jari.

“ Ouhhh… ohhh… yeaSss... Ahhh...h… ”,

Tapi saat jari ketiga masuk… raut wajah Lia berubah kesakitan.

“ Auww... . sakit Mak... udah... Makat keluarin jarinya… sakit… ”,

“ Tahan Nak… tahan… biar Emak yang ambil keperAuww... .anan kamu yah… ”,

Kemudian Lia-pun bangkit dari tidurnya dan mencoba mencabut jari Emaknya dari Liang kewanitaannya.

“ Sakit Mak… ”,

“ Tahan Nak... entar jadi eNak lagi... ”,

Kemudian sang Emak menidurkan lagi putrinya, kemudian dia mulai mejilati putingnya agar Dia merasa lebih nyaman.

“ Owwh… Sss… sakit… ”,

Sedikit demi sedikit membran keperAuww... .anan Ftri pun robek oleh jemari Emaknya.

“ Aouw… sakit… Sss... Ahhh...h… ”,

Perlahan rasa sakit itu berubah menjadi eNak.

“ Eumhhh… Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh...… sss… Sss... Ahhh...h… . ”,

Ketiga jari sang Emak pun berbalur darah keperAuww... .an Lia dan cairan kewanitaannya. Tiba-tiba hentakan keras Kejantanan Dokter Han menyentuh batas klimaksnya, sehingga sang Emak kelojotoan mencapai Klimaks.

“ Sss... Ahhh...hh… sampai… . ”,

Dia mendorong Dokter Han agar mencabut Kejantanannya dari lubangnya.

“ Saya nanggung Mak, ”, keluh Dokter Han.

Tanpa menanggapinya, sang Emak menyuruh Lia bangun. Lia menuruti perintah Emaknya dan ia duduk di pinggir ranjang periksa. Sang Emak berbalik badan dan naik duduk di sebelahnya.

“ Lia duduk di pangkuan Emak yuk. ”,

“ Iyah. ”,

“ Lepas tuh CDnya. ”,

“ Iya Mak. ”,

Setelah itu Lia berpindah posisi duduk di atas paha Emaknya. Kedua kakinya berada disisi luar kaki Emaknya. Kewanitaannya jadi agak terBuka. Setelah itu Emaknya memBuka lebar kedua pahanya, sehingga kedua paha Lia juga turut terBuka lebar, mempertontonkan lubang senggamanya.

“ Kamu mau diobati Dokter Han seperti tadi kan? ”,

Lia memandang batang kejantanan Dokter Han yang mengacung dan gak bergerak-gerak dikit. Ia menunduk, lalu mengangguk.

Sang Emak memandang ke Dokter Han, “ Tolong obati anak saya juga, dok. Pakai cara yang tadi ”,

Dada Dokter Han bergemuruh melihat posisang Emak dan anak itu. Mereka berdua masih memakai jilbab. Sang Emak sudah tidak berpakaian, Lia masih lengkap berpakaian, tetapi semuanya sudah disibak.

“ Eh... iyah… sebelumnya kalan berdua ciuman dulu biar saliva kalian bercampur di mulut agar bakteri kumannya mati ”,

Kemudian Sang Emak merendahkan kepalanya dan Lia mengadahkan kepalanya ke atas menyamping. Bibir mereka bersentuhan, lalu sang Emak melumat bibir putrinya. Ludahnya dipindahkan ke mulut Lia, kemudian dengan lidahnya ia mengaduk-ngaduknya di dalam.

Dokter Han benar-benar terangsang oleh keduanya, ia pun mendekat sambil mengocok titinya. Ia naik ke anak tangga agar batang kejantanannya bisa sejajr dengan lubang Lia. Lalu Blessss… Lia membelalak saat merasakan sebuah benda besar yang panjang menerobos masuk lubang senggamanya. Emaknya saja merasa Dokter Han gede banget, apalagi anaknya.

Dokter Han tidak bisa leluasa mengeluar masukkan batang kejantanannya, sebab seret banget, meskipun lubang Lia sudah distimulasi sejak tadi dan basah licin. Batang kejantanan Dokter Han benar-benar tidak bisa masuk penuh, meskipun sudah berusaha didorong. Dokter Han sampai menganga mulutnya, karena jepitannya luar biasa banget. Dia yakin pertahannya tidak akan bisa lama dengan keadaan seperti ini.

Ia pun mulai memajumundurkan pantatnya dan bersetuMakh dengan Lia.

“ Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh...… .shhh… Sss... Ahhh...h… ”,

Kenikamtan yang sama pun juga dirasakan Lia. Lubangnya terasa penuh. Setiap sensor di kemaluannya mendapatkan gesekan penuh dari bendanya Dokter Han. Apalagi ini pengalaman pertamanya.

“ Dr… Dr… Dr… Praz… .shhh… Sss... Ahhh...... ”,

Sang Emak pun memMakat anaknya makin gak kuasa menahan nikmatnya seks. Tangannya meraba-raba dan memainkan Makah dadanya. Lia sudah benar-benar pasrah ia bisa meraskan gelombang klimaks bentar lagi datang. Sesaat ia hendak mencapai Klimaks, tiba-tiba…

“ Akhhh … keluar… !!! Dok keluar! ”,

Lia bisa merasakan cairan panas menyemMakr di lubangnya. Di saat itu juga ia mencapai Klimaks.

“ Serrr… Serrr… Serrr… ”,

“ Dok Aku pipis lagi… . ”,

“ Ya bagus itu… ”,

Keduanya mencapai klimaks secara bersamaan. Tak berapa lama setelah itu, kedua nya berpakaian lagi yang lengkap. Mereka kembali ke meja.

“ Ok… kalian berdua sudah diberi obat dan disuntik kekebalan, kalau masih belum sembuh datang lagi untuk diadakan pemeriksaan. ”,

“ Baik, dok, terima kasih ya. Ayo Lia bilang apa ke Dok ”,

“ Terima kasih dok. ”,

“ Iya… lekas sembuh ya… ”,

“ Ngg!... iya ”,

Ternyata beberapa hari kemudian Lia telah kembali menjadi sehat. Kehebatan pengobatan Dokter Han pun semakin terkenal di antara para wanita. Sementara untuk sang Emak itu dan anaknya, mereka berdua pun jadi sering mencolok-colok Kewanitaan mereka satu sama lain, untuk meningkatkan kekebalan tuMakh merka dan tetap sehat .

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top