kali ini menghadirkan sebuah kisah sex nyata dari 2 keluarga yang menurut saya sangat Gila dan Aneh. Cerita sex yang menceritakan tentang pertukaran istri untuk bermain sex ini dilakukan oleh keluarga Pak Hendarto dan Keluarga Budi. Kejadian ini dilakukan dirumah Pak hendarto yang berstatus sebagai direktur perusahaan dimana Budi bekerja. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Perkenalkan nama saya Budi, saya adalah seorang Pria yang sudah berkeluarga dan usia saya saat ini 32 tahun. Saya sudah hampir tiga tahun menjalani bahtera rumah tangga dengan istriku yang bernama Gita. Dalam usia perkawinan kami itu sampai saat ini, kami belum juga mempunyai momongan. Kami belum mempunyai keturunan bukan karena kami tidak subur, melainkan karena istriku meminta untuk menunda mempunyai keturunan dulu.

Usia saya dan istri saya selisih 5 tahun, Gita istriku berusia 27 tahun. Gambaran dari isriku ini berwajah bulat cantik, bertubuh sintal dan mempunyai payudara sedang. Selama ini dalam kehidupan rumah tangga kami berjalan tentram, sampai suatu hari istriku pernah berkata sesuatu yang membuat saya heran. Ketika itu dia menceritakan tentang temannya yang selingkuh.

“ Pah, kamu tahukan teman aku yang bernama Fani, gara-gara dia selingkuh dia sampai bercerai dengan suaminya. Kalau aku yang jadi Fani aku nggak bakalan minta cerai, mendingan aku minta izin langsung aja sama suami untuk selingkuh ” ucapnya.

Ketika mendengar ucapan istiku itu, saya sebagai suami-pun terkejut ,

“ Hmmm… Maksud Mamah apa nih sampai bilang kayak gitu sama papah ” ucapku dengan sedikit muka tidak enak.

“ Papah jangan salah paham dulu dong, Maksud aku tuh, kenapa dia nggak ajak suaminya untuk selingkuh aja sekalian, dengan begitukan dia nggk akan bercerai” ucapnya menenangkan saya.

Pada saat itu saya masih akupun mengerti apa maksud Gita, mungkin karena dia emosi dengan temanya yang bercerai gara-gara perselingkuhan. Sampai akhirnya selang beberapi hari setelah Gita berkata seperti itu, tiba-tiba Gita datang menghampiriku pada waktu saya duduk santai di teras depan,

“ Pah aku punya ide bagus nih, gimana kalau kamu deketin istrinya Pak Hendarto, dia Hot hlo Pah... hhe… ” ucapnya.

Kemudian dengan expresi wajah kaget saya menoleh ke arah Gita, lalu sebelum aku menjawab Gita kembali berkata,

“ Sebentar Pah… Papah jangan marah dulu sama Mamah. Jadi gini pah, Papah dektin istri Pak Hendarto dan Mamah deketin Pak Hendarto, gimana??? Adilkan ??? ” Katanya menjelaskan sesuatu kepada saya.
Mendengar ucapan Istriku sebenarnya saya tidak setuju dengan ide gila itu, tetapi setelah saya berfikir sejenak dalamfikiran saya ( wah oke juga tuh idenya ). Singkat cerita pada suatu malam ketika saya mengajak Istriku ke suatu pesta yang diadakan oleh perusahaan saya, ketika itu saya benar-benar terkejut, ketika dia dengan akrabnya berbicara dengan Pak Hendarto direktur di perusahaan saya bekerja.

Kalau akrab dengan teman-temanku sih aku sudah terbiasa karena istriku sudah banyak mengenal temanku. Saat mereka menoleh kearahku mereka tersenyum bersama dengan istri Pak Hendarto yang cantik. Saya terbiasa memanggilnya istri pak Hendarto dengan panggilan Bu Hendar. Istri Pak Hendarto ini usianya terpaut jauh dengan Pak hendarto.

Dilihat dari tubuhnya yang semok dan wajah yang masih kencang, usia Bu Hendar ini tidak jauh berbeda dengan usiaku ata, yah, paling-paling selih 1 sampai 2 tahun lebih tua dari sayalah. Pak Hendarto setahu saya berusia 53 tahun, sangat jauhkan usianya, tapi saya maklum sih karena dia adalah istri keduanya. Sampai setelah pesta itu berakhir, Pak Hendarto mengajakku pulang ke rumahnya.

Pada saat itu Pak Hendarto mengajak kami kerumahnya, saat itu dia megajak kami dengan alasan kami mengobrol dirumahnya agar keluarga kami dan keluarga dia bisa lebih akrab. Karena saya sebagai bawahannya saya-pun menyetujuinya. Setelah sampai di rumah Pak Hendarto yang saya ikuti mobilnya dari belakang, akhirnya saya turun bersama istriku.

Setelah turun dari mobil Gita langsung mengikuti ajakan istri Pak Hendarto. Di dalam rumahnya itu kami mengobrol dengan asik dan akrab. Ditengah obrolan kami yang seru itu, keluarlah pembantu Pak Hendarto yang datang menyuguhkan minuman. yang terkemas dalam botol. Tapi sebelum minuman itu dituang, sebelumnya Pak Hendarto membisikinya sesuatu kepada pemabntunya, entah mereka berbicara apa.

Ketika itu saya tidak menaruh curiga sedikit-pun pada Pak Hendarto, karena setelah botol itu di buka oleh pembantunya kami berempat sama-sama meminumnya. Tapi begitu saya meminumnya, tidak berapa lama kemudian saya merasa sedikit pusing. Tapi saya masih menonton video yang di putar oleh Pak Hendarto, dan sedikit demi sedikit rasa pusing itu hilang berganti menjadi gairah yang begitu bergelora.

Di saat istriku Gita tiba-tiba memegang torpedoku, merasa malu dengan perbuatan istriku. Saya tutup paha saya dengan bantal sofa itu, kini torpedo saya-pun menegang dan di saat itulah saya melihat Pak Hendarto menciumi istrinya. Dengan tangan yang meremas kedua payudara istrinya. Pak Hendarto begitu bernafsu karena desahan nafasnya sudah tidak beraturan lagi.
Kemudian degan tiba-tiba Istri Pak Hendarto sudah tidak lagi memakai pakaiannya, dia sudah bertelanjang bulat. Sedang istriku sudah mengulum torpedoku saat itu juga saya lihat Pak Hendarto meninggalkan tempat itu, istrinya yang sudah bernafsu langsung mendekat kepada saya,

“ Ssss… Oughhh… Bud, tolong mainin payudara aku dong… Ahhhh… ” ucapnya memancing saya.

Ketika itu saya sempat melihat Gita istriku bermaksud melihat responya bagaimana kepadaku, dan tidak saya sangka ternyata dia menganggukan kepalannya, pertanda dia mengijinkan saya untuk memaikan payudara Bu Hendar. Saat itulah saya memainkan payudara Bu Hendar dengan memegang dan memilin putingnya, melihatnya memejamkan mata saya-pun mengulumnya dalam mulutku.

Karena dia berada di depanku bahkan sampai begitu rapat pada saya, sedangkan Gita masih asyik memainkan torpedoku dalam mulutnya. Tangan Bu Hendar membelai bahkan menjambak rambutku dengan penuh bergairah. Lalu dia semakin dekat dan berdiri di depanku sehingga kini wajahku berada tepat di depan Vaginanya. Dengan mencoba menaruh Vaginanya di mulutku diapun mulai meliuk-liukan tubuhnya.

Dengan pengaruh minuman tadi aku yang sudah lepas kontrol, dengan buasnya saya-pun menciumi Vaginanya itu. Dan saya melihat Gita istriku berdiri dan terbaring di sofa tempat kami bermain. Saya-pun hendak mendekatinya, tapi saya masih memainkan Vagina Bu Hendar. Tiba-tiba saya melihat Pak Hendarto mendekati istriku Gita.

Dengan penuh bergairah Pak Hendarto langsung menggauli istriku, begitupun istriku begitu menikmatinya. Dia mendesah manakala Pak Hendarto menghisap itilnya.

“ Oughhh… Sss…. Aghhhh… enak… oughhh…. pak … aghhhh...”, Terdengar desahan istriku yang begitu bergairah.

Sedangkan saya sudah sangat bernafsu, langsung saja saya menindih tubuh Bu Hendar. Ketika sudah masuk torpedoku kedalam Vaginanya diapun menggigit bibirnya, saya bergoyang pelan namun terlihat payudaranya yang begitu besar berguncang mengikuti irama goyanganku. Saat itu juga saya remas payudara yang begitu montok itu, beda banget dengan payudara istriku yang berukuran sedang.

Saya memainkan payudaranya dan saya merasakan payudaranya begitu empuk kurasa

“ Oughhh… terus… Bud … Oughhh… ssss… aghhh…” desah Bu Hendar.

Rupanya Bu Hendar sudah mulai menikmati permainan tanganku. Di tambah ketika saya menghentakkan torpedoku begitu keras pada Vaginanya

“ Oouuww… ooouuuww… apa… i...tu...Bud... oouugghghh… ” desahan Bu Hendar semakin keras saja.

Ketika itu terlihat Gita menungging dan berpegangan pada meja, dengan keras pula Pak Hendarto bergerak maju mundur di belakangnya dengan torpedo yang sudah berdiri dengan tegaknya. Terdengar desahan Gita yang mirip menjerit,

“ Ooogghhh… ooogghh... te...rus … . oouuugghhh… oouuggghh… nik… mat… ooogghhh… . “ Begitu nikmat rupanya permainan Pak Hendarto terlihat dia memejamkan matanya.

Karena sudah lama saya bermain dengan Vagina Bu Hendar, akhirnya saya-pun merasakan kenikmatan yang akan segera mencapai puncaknya. Saya tekan keras torpedoku pada Vagina Bu Hendar dan tidak perlu waktu lama akhirnya tumpah lendir kental dari dalam torpedoku, saat itu juga Bu Hendar menyuruhku untuk memasukkannya ke dalam mulutnya. Dan dia begitu menikmatinya.

Sampai-sampai dari mulutnya melumer keluar karena begitu banyaknya Air maniku yang muncrat. Saya dan Bu Hendar terkulai tapi Gita masih bermain dengan Pak Hendarto dengan berganti posisi dia berada di atas tubuh Pak Hendarto dan bergoyang bahkan sesekali dia memutar pantatnya terlihat Pak Hendarto begitu menikmatinya. Bahkan ketika Gita bergerak ke atas dan ke bawah. Sehingga Pak Hendarto kelabakan dengan permainan Gita yamg sangat liar itu.

“ Aghhh… Oughhh… Aghhh… Gita Pak… Aghhhh… nggak kuat... Uhhh… ”,

“ Saya juga udah nggk kuat Gita… Ssss… . Aghhh… .

Singkat cerita tidak lama setelah itu,

“ Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

Tersemburlah lahar panas Pak Hendarto yang ketika itu yang berada di bawah tubuh istri saya. Dengan penuh birahi Pak Hendarto memeluk tubuh istriku yang berada diatas-nya. Begitu juga sebaliknya, saya-pun saat itu juga mendekap erat tubuh istri Pak Hendarto yang masih terkulai lemas disampingku dan memainkan tangannya pada tubuhku yang masih telanjang bulat pula.

Singkat cerita, dari kejadian saling bertukar istri itu, sampai pada saat ini-pun kebiasaan buruk kami itu masih sering berlangsung. Kami melakukan hal itu berpindah-pindah temapat untuk mencari sensasi yang berbeda, seperti di pinggir pantai, hotel, dan tempat-tempat lainya yang bisa membuat kami puas. Sungguh ini hal yang tidak wajar dan dosa besar bagi keluarga kami dan keluarga Pak Hendarto. Selesai.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top